Kamis, 28 Februari 2013

Hakikat Gereja Sesungguhnya


Gereja berdiri di mana-mana dengan papan nama di depan bangunannya. Ada bangunan gereja yang besar dengan arsitektur modern. Ada yang terletak di tengah pemukiman dengan bangunan sederhana. Ada juga yang terletak di tengah lokasi niaga dengan bangunan ruko bahkan ada gereja yang tidak memiliki gedung formal, hanya mengadakan ibadah secara rutin di hall hotel, restoran atau rumah makan yang bisa menampung sejumlah orang untuk bersekutu dan beribadah.
Lalu orang-orang mulai menyebut diri sebagai anggota jemaat dari gereja ini atau gereja itu. Seakan-akan gereja menentukan identitas seseorang apakah Kristen atau bukan.
Dengan demikian, muncul beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hakikat gereja. Apakah gereja berkaitan dengan bangunannya? Apakah gereja berkaitan dengan aktivitasnya? Apakah gereja berkaitan soal orangnya? Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dan mengerti maka kita harus kembali kepada firman Tuhan yang menjadi dasar bagi kita menemukan pengertian secara utuh.
Kata gereja sendiri berasal dari bahasa Portugis “igereja” yang diambil dari kata “ekklesia” yang dalam bahasa Yunani memiliki arti “dipanggil keluar” untuk berhimpun dan mengambil keputusan. Dalam Perjanjian Baru kata “ekklesia” diterjemahkan dengan kata “jemaat” atau “sidang jemaat”. Yang tercatat dalam Kis 5:11Kis 7:38Ibrani 2:12Roma 16:1,5. Dalam Perjanjian Lama bahasa Ibrani kata “gehal eddah” yang artinya dipanggil untuk bertemu bersama-sama di satu tempat yang telah ditunjukkan, tercatat padaKeluaran 12:6, dengan kata “jemaat yang berkumpul”.
Dengan latar belakang peristiwa panggilan Allah melalui Musa kepada umat Israel untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan (beribadah kepada Allah) yang dicatat padaKeluaran 3:12-18. Dari pembahasan kata “gehal eddah” bahasa Ibrani yang terdapat dalam PL, dan kata “ekklesia” bahasa Yunani yang terdapat pada PB, kita dapat mengartikan gereja dalam konteks kita sekarang adalah himpunan orang yang dipilih dan dipanggil keluar dan masuk dalam persekutuan baru dan beribadah kepada Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya, menjadi teladan bagi orang-orang di tengah dunia ini.
Dengan demikian, gereja bukan merujuk kepada bangunan atau denominasi, tetapi lebih kepada orang yang dipilih dan dipanggil, dan aktivitas kehidupan yang beribadah dan bersaksi serta berperan menjadi teladan, sesuai dengan tujuan panggilan Tuhan atas diri kita sebagai orang kepercayaan-Nya.
Sebagai himpunan orang-orang yang mengambil keputusan untuk menerima Kristus sebagai juru selamat, maka gereja adalah sidang jemaat. Sebagai himpunan orang-orang yang berasal dari latar belakang dan fungsi tugas yang berbeda untuk bersama-sama melayani Kristus, maka gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus menjadi kepala.
Sebagai himpunan orang-orang yang merupakan karya Roh Kudus dan Roh Kudus tinggal di dalamnya, maka gereja adalah bait Allah. Paulus dalam 1 Korintus 3:16-17menyadarkan, setiap orang adalah bait Allah. Ketika setiap kita menyadari bahwa hakikat gereja menunjukkan kepada sidang jemaat dan kita masing-masing adalah satu di antara sidang jemaat dan gereja menunjuk kepada tubuh Kristus dan gereja menunjuk kepada bait Allah dan kita adalah bait Allah, maka dalam kehidupan kita menyadari status kita. Aktivitas dan peran yang kita nyatakan dalam kehidupan yang beribadah kepada Tuhan, melayani Tuhan di dalam segala aspek, dan hidup kudus sesuai dengan ketetapan Tuhan, menjadi terang dan garam dunia.
Dikutip dari Warta Jemaat Antiokhia 22 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar