Kamis, 28 Februari 2013

PENETAPAN SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS (Bagian III)



 [by samson h]
SYARAT MENGIKUTI PERJAMUAN KUDUS
Adaberbagai penyimpangan yang terjadi saat ini di sehubungan dengan pelaksanaan . Sadar atau tidak, penyimpangan-penyimpangan itu sudah menjadi suatu hal yang biasa dan tidak dipermasalahkan banyak orang lagi bahkan para pemimpin gereja sekalipun tidak memperdulikannya, seakan membiarkan begitu saja tanpa ada niat memperbaikinya. Ketidakperdulian tentang masalah ini sangat berdampak pada tingkat pengetahuan jemaat masa kini. Kebanyakan orang Kristen seakan telah menerima semua bentuk penyimpangan praktek-praktek pola  yang dilakukan berbagai kelompok kekristenan.
Untuk menguji benar tidaknya pola Perjamuan Kudus dan penyelewengan arti Perjamuan Kudus yang dipraktekkan sekarang ini, harus melalui pengkajian Alkitab. Salah satu jenis penyimpangan pelaksanaan Perjamuan Kudus adalah tentang  dan arti Perjamuan Kudus itu. Tentang arti Perjamuan Kudus telah kita lihat dalam artikel-artikel sebelumnya. Sekarang kita akan fokus pada  yang dicatat dalam 1 Korintus 11:23-32.
(1) Ia harus percaya Yesus dan telah dibaptis
Perjamuan Kudus itu merupakan sarana anugrah Allah bagi umat percaya. Jadi mereka yang tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Perjamuan Kudus tidak memiliki manfaat bagi dirinya meskipun turut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Justru sebaliknya, ia akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Perjamuan ini merupakan suatu sarana anugerah Allah bagi pengikut Kristus dimana mereka merenungkan dan mengingat akan pengorbanan dan kematian Kristus di kayu salib bagi dosa-dosa mereka (ref. 1 Kor 11:26).
Mengenang apa yang telah Yesus perbuat akan menolong umat percaya untuk lebih berdedikasi dan dipulihkan untuk lebih mengasihi dan mencintai Yesus dalam hidup. Jika seseorang tidak percaya pada Yesus, apa yang akan ia renungkan? Jawabannya tidak ada. Orang seperti ini biasanya memiliki pengertian yang salah tentang Perjamuan Kudus. Ia beranggapan, jika ia ikut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, ia akan mendapatkan perlindungan, kesehatan dan kekuatan. Ia menganggap roti dan cawan itu seperti suatu jimat atau magis yang bisa melakukan hal-hal besar bagi dirinya. Jika ia tidak sungguh-sungguh percaya pada Yesus, ia tidak layak mengambil Perjamuan Kudus.
Jika kita perhatikan apa yang dicatat Paulus kepada gereja Korintus, jelas memberitahukan bahwa Paulus mengajarkan doktrin Perjamuan Kudus agar umat percaya di gereja Korintus mengerti dan turut mengambil bagian di dalamnya. Perhatikan kalimat yang disampaikan Paulus, “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan” benar-benar memberikan suatu penekanan bahwa Paulus, sebagai orang percaya dan rasul menginginkan agar umat percaya di gereja Korintus itu melaksanakan Perjamuan Kudus dengan benar, seperti yang dijelaskan pada ayat-ayat selanjutnya. Bahkan perikop ini sesungguhnya dituliskan sebagai teguran bagi jemaat Korintus karena adanya penyimpangan dan kesalahan besar yang dilakukan gereja itu. Perjamuan Kudus hanya bagi orang-orang yang sungguh-sungguh percaya. Fakta ini jugalah yang bisa kita lihat dipraktekkan gereja mula-mula (Kisah 2:41-47).
Untuk membuktikan seseorang sungguh-sungguh percaya pada Yesus, ia sudah harus menerimaBaptisan Kudus. Ini merupakan syarat utama dalam mengikuti Perjamuan Kudus. Jika ia berasal dari keluarga Kristen, besar kemungkinan ia sudah dibaptis di saat masih bayi. Untuk membuktikan kepercayaannya, ia sudah harus menerima Pengukuhan  atau yang disebut dengan Sidi. Dengan kata lain, Perjamuan Kudus tidak diperuntukkan bagi mereka yang tidak mengetahui siapa itu Yesus. Seseorang yang ikut mengambil Perjamuan Kudus harus memiliki kesadaran yang tulus untuk setia dan mencintai Yesus sepanjang hidupnya. Anak kecil belum memiliki pemikiran seperti ini, meskipun mengaku telah percaya pada Yesus.
(2) Ia harus meneyelidiki hati dan bertobat di hadapan Allah
Ketika mengikuti Perjamuan Kudus, setipa peserta harus menyelidiki hati dan bertobat di hadapan Tuhan. Perbuatan dosa dan rencana kejahatan serta pemikiran yang tidak berkenan kepada Allah harus diakui dihadapan Tuhan dan dengan hati yang hancur meminta pengampunan dari Tuhan Yesus dan bertekad untuk tidak mengulangi dan melakukan perbuatan-perbuatan tersebut. Jadi sebelum seseorang turut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus ia harus menyelidiki hatinya di hadapan Tuhan dan jangan sampai ada dosa dan rencana dosa. Itulah yang ditekankan Paulus kepada jemaat Korintus, “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan” (1 Kor 11:27).
Yang menjadi pertanyaan, apa maksud dari pernyataan, “cara yang tidak layak” di sini? Untuk menjawab pertanyaan ini, Paulus kemudian memberikan penjelasan di ayat selanjutnya, “Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri” (1 Kor 11:28-29).
Ada dua pertimbangan umum dari arti frase, “cara yang tidak layak” di sini. Pertama, berdasarkan apa yang ditulis Paulus, itu berarti bahwa cara yang tidak layak itu adalah keikutsertaan orang yang tidak menguji dirinya ketika ikut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Tidak menguji diri itu berarti tidak menyelidiki hatinya di hadapan Tuhan dan memutuskan bahwa ia layak dihadapan Allah. Ia tidak menyelidiki hatinya, apa ada dosa dan rencana kejahatan dan sebagainya. Semua berhubungan dengan dosa.
Kedua, pernyataan, “cara yang tidak layak” juga bisa berarti, bahwa ada orang yang tidak percaya pada Yesus namun turut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Arti ini bisa dilihat dalam konteks ayat 29 dimana Paulus berkata, “tanpa mengakui tubuh Tuhan.” Namun, jika mengingat akan ajaran Paulus di ayat sebelumnya bahwa Perjamuan Kudus itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang percaya, arti kedua ini akan sangat tidak sesuai. Jadi arti sesungguhnya dari pernyataan ini adalah tidak menyelidiki hati dan tidak meminta pengampunan Tuhan atas segala dosa-dosanya. Sebagai akibatnya, Paulus menekankan bahwa orang yang turut mengambil Perjamuan Kudus dengan cara yang tidak layak, “ia mendatangkan hukuman pada dirinya sendiri” (ayat 29).
Dalam bahasa aslinya, kata “hukuman” di sini berarti, “penghakiman atau kutuk.” Dengan kata lain, ikut mengambil Perjamuan Kudus dengan cara yang tidak layak bisa mendatangkan hukuman, penghakiman atau kutuk pada diri sendiri. Itulah sebabnya Perjamuan Kudus itu bukan suatu ritual keagamaan biasa tetapi memiliki arti rohani penting karena itu merupakan ketetapan Allah atau sakramen. Perjamuan Kudus akan menjadi berkat rohani bagi mereka yang percaya. Oleh karena itu, jangan pernah seorang pun menganggap remeh atau merendahkan Perjamuan Kudus. Jangan juga pernah orang Kristen mengganggap Perjumuan Kudus itu sebagai jimat atau magis untuk kekebalan terhadap segala jenis penyakit dan sebagainya. Perjamuan Kudus merupakan sarana anugerah Allah bagi umat percaya, yang mengingatkan kita akan penderitaan, kematian dan kedatangan Yesus Kristus.
Inti dari menyelidiki hati di hadapan Allah dan bertobat adalah bahwa tiap-tiap orang yang ikut mengambil bagian Perjamuan Kudus harus mengakui segala dosa-dosanya dihadapan Allah sebelum turut mengambil roti dan cawan. Itulah sebabnya, sebelum roti dan cawan dibagikan selalu diberitahukan agar jemaat mengambil sedikit waktu untuk berdoa dihadapan Allah. Kemudian, setelah meminta pengampunan dalam doa, setiap orang yang ikut dalam Perjamuan Kudus harus memutuskan dalam hatinya bahwa ia layak di hadapan Allah untuk Perjamuan Kudus itu. Yang membuat ia layak adalah karena ia sudah meminta pengampunan dan bertekad untuk hidup dengan benar dan tidak merencanakan hal-hal yang jahat dan berdosa lagi. Jika seseorang tidak menguji diri dan meminta pengampunan dari Tuhan, maka ia lebih baik tidak ikut dalam Perjamuan Kudus dan ia cukup memperhatikan saja.
HUKUMAN ATAS KETIDAKLAYAKAN DALAM PERJAMUANKUDUS
Kenapa begitu penting menguji diri dihadapan Tuhan sebelum mengambil Perjamuan Kudus? Jawabannya, karena ada hukuman yang akan diterima yang tidak layak dihadapan Allah. Paulus berkata, “Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal” (1 Kor 11:30). Paulus mengatakan sebagai akibat ketidaklayakan dalam Perjamuan Kudus, banyak di antara jemaat Korintus yang lemah, sakit dan tidak sedikit yang meninggal. Inilah hukuman yang diberikan Tuhan kepada jemaat Korintus. Itulah sebabnya gereja tidak bisa bermain-main dengan sakramen Perjamuan Kudus. Jika Tuhan menghukum jemaat Korintus, maka saat ini pun Tuhan bisa melakukan hal yang sama. Kita tidak mengetahui pasti (tidak dicatat dalam Alkitab) dari mana Paulus mengetahui bahwa banyak jemaat Korintus dihukum Allah karena kesalahan itu. Yang kita tahu, Paulus adalah rasul, dan Tuhan telah memberitahukan kepada Paulus tentang semua itu.
Bagaimana dengan gereja sekarang ini, apakah orang Kristen mengalami hal yang sama? Dengan tegas bisa dijawab, Ya. Allah bisa saja melakukan hal yang sama, namun kita tidak mengetahui siap saja yang dihukum Allah akibat kesalahan ini. Tidak ada yang tahu dan Tuhan juga tidak memberikan petunjuk. Kita juga tidak bisa menunjuk orang-orang yang lemah dan sakit atau meninggal dalam jemaat sebagai akibat ketidaklayakan mereka dalam Perjamuan Kudus. Yang bisa kita katakan, jemaat harus menguji dirinya sebelum turut mengambil Perjamuan Kudus.
Yang perlu kita tekankan dis ini adalah JANGAN SEKALI-KALI KITA MENGHINDARI PERJAMUAN KUDUSkarena perasaan tidak layak. Menjadi layak dihadapan Tuhan itu hanya bisa dilakukan dengan BERDOA DAN MEMINTA PENGAMPUNAN DARI TUHAN.Ada orang berpendapat, melakukan Perjamuan Kudus setiap bulan itu tidak benar karena terlalu sering dan jemaat tidak memiliki waktu cukup untuk menguji diri dihadapan Tuhan. Alasan ini sangat tidak masuk akal, karena menguji diri itu tidak bertapa dan tidak berpuasa berhari-hari. Menguji diri adalah penyerahan diri dan komitmen masing-masing ketika berdoa dihadapan Tuhan. Hal ini sama seperti seseorang yang mau percaya pada Yesus. Ia tidak membutuhkan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk bisa percaya. Ia hanya membutuhkan waktu singkat yaitu doa pengakuan dosa. Berapa lama seseorang berdoa ketika ia mau percaya pada Yesus? Sangat singkat, hanya sekitar 2-5 menit saja, dan dalam waktu singkat inilah ia mengambil keputusan untuk mengikut Yesus dengan sepenuh hati dan untuk selamanya. Dengan cara yang sama, pengujian diri dilakukan untuk menjadi layak dihadapan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar